Profil Desa Banjarsari Wetan

Ketahui informasi secara rinci Desa Banjarsari Wetan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Banjarsari Wetan

Tentang Kami

Desa Banjarsari Wetan di Kecamatan Sumbang, Banyumas, merupakan wilayah agraris yang subur dan berdaya. Dikenal dengan hasil pertanian padinya yang melimpah dan aktivitas peternakan, desa ini menjadi salah satu lumbung pangan penting dengan tatanan sosial

  • Lumbung Pangan Kecamatan

    Dengan lahan persawahan yang luas dan produktif, Desa Banjarsari Wetan berperan vital sebagai salah satu pusat produksi padi dan ketahanan pangan utama di Kecamatan Sumbang.

  • Ekonomi Berbasis Agraris Terpadu

    Perekonomian desa ditopang oleh sistem agraris yang terintegrasi, memadukan pertanian padi, palawija, dan sektor peternakan sebagai sumber pendapatan utama masyarakat.

  • Kehidupan Sosial Komunal yang Kuat

    Desa ini memiliki karakteristik sosial yang kental dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, yang menjadi fondasi dalam menjaga keharmonisan dan mendukung kegiatan pembangunan desa.

Pasang Disini

Terhampar di dataran subur Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Desa Banjarsari Wetan berdiri kokoh sebagai salah satu lumbung pangan terpenting di wilayahnya. Desa ini adalah representasi ideal dari kehidupan agraris yang tertata, di mana irama kehidupan warganya berjalan selaras dengan siklus tanam dan panen. Jauh dari hiruk pikuk industri, kekuatan utama desa ini terletak pada hamparan sawahnya yang produktif dan etos kerja petaninya yang tak kenal lelah. Dengan luas wilayah 118,52 hektare, Banjarsari Wetan menjadi rumah bagi 3.216 jiwa, yang hidup dalam suasana komunal yang kental dan damai.

Secara geografis, Desa Banjarsari Wetan menempati posisi yang strategis di antara desa-desa agraris lainnya. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Gandatapa. Sebelah barat berbatasan langsung dengan "saudara kembarnya", Desa Banjarsari Kulon. Sementara di sisi selatan berbatasan dengan Desa Kawungcarang dan di sisi timur berbatasan dengan Desa Kedungmalang, Kecamatan Kembaran. Lokasinya yang dialiri oleh jaringan irigasi yang baik menjadikannya kawasan yang sangat subur. Dengan kepadatan penduduk mencapai 2.713 jiwa per kilometer persegi, desa ini memadukan permukiman yang asri dengan area persawahan yang dominan. Kode pos untuk Desa Banjarsari Wetan adalah 53183.

Tata Kelola Pemerintahan dan Pembangunan Berorientasi Pertanian

Pemerintahan Desa Banjarsari Wetan menjalankan roda administrasinya dengan visi utama untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas sektor pertanian sebagai pilar kesejahteraan masyarakat. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa, seluruh kebijakan dan program pembangunan dirancang untuk mendukung kebutuhan para petani. Pemerintah desa berfungsi sebagai fasilitator, memastikan ketersediaan sarana produksi pertanian (saprodi), dan memelihara infrastruktur vital seperti jaringan irigasi dan jalan usaha tani.

Struktur pemerintahan yang terorganisasi, mencakup 2 Kepala Dusun, 4 Rukun Warga (RW), dan 22 Rukun Tetangga (RT), menjadi ujung tombak dalam implementasi program dan penyerapan aspirasi masyarakat. Prioritas pembangunan fisik di Banjarsari Wetan sangat jelas terlihat pada pemeliharaan dan normalisasi saluran irigasi tersier. Saluran yang berfungsi baik adalah kunci keberhasilan panen. Selain itu, pengerasan jalan usaha tani juga menjadi fokus agar para petani mudah mengangkut hasil panen dari sawah ke rumah atau pasar. "Bagi kami, sawah adalah sumber kehidupan. Menjaga aliran air irigasi sama pentingnya dengan menjaga aliran darah bagi tubuh kita. Ini adalah prioritas mutlak," demikian prinsip yang dipegang teguh oleh aparat dan petani di desa ini.

Pertanian Padi sebagai Tulang Punggung Ekonomi

Tidak ada keraguan bahwa pertanian padi sawah adalah tulang punggung, jantung, dan napas kehidupan ekonomi Desa Banjarsari Wetan. Sebagian besar lahan di desa ini didedikasikan untuk budidaya padi. Pemandangan hamparan padi yang menguning saat musim panen tiba adalah gambaran kemakmuran bagi warga desa. Didukung oleh kesuburan tanah dan ketersediaan air yang melimpah, para petani di sini mampu melakukan panen hingga tiga kali dalam setahun, menjadikannya salah satu desa paling produktif di Kecamatan Sumbang.

Kelompok-kelompok tani (Poktan) memegang peranan sentral dalam ekosistem pertanian desa. Melalui Poktan, para petani berkoordinasi mengenai jadwal tanam, mengelola distribusi pupuk bersubsidi, berbagi pengetahuan tentang penanganan hama dan penyakit tanaman, serta bersama-sama mengatasi berbagai tantangan yang muncul. Sistem ini tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas di antara para petani. Hasil panen dari Banjarsari Wetan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal, tetapi juga menjadi komoditas penting yang dipasok ke pasar-pasar di Purwokerto dan sekitarnya, memberikan kontribusi signifikan bagi ketahanan pangan regional.

Sektor Peternakan dan Ekonomi Penunjang Lainnya

Sebagai pelengkap sektor pertanian, peternakan menjadi pilar ekonomi kedua yang penting bagi masyarakat Desa Banjarsari Wetan. Hampir setiap keluarga petani juga memiliki usaha peternakan dalam skala rumah tangga. Jenis ternak yang paling banyak dipelihara adalah unggas seperti ayam dan bebek, serta kambing. Peternakan ini memberikan beberapa keuntungan strategis: sebagai sumber pendapatan tambahan saat menunggu masa panen, sebagai tabungan hidup yang bisa dijual sewaktu-waktu, dan sebagai sumber pemenuhan gizi protein bagi keluarga.

Lebih dari itu, terjalin sebuah siklus simbiosis mutualisme antara pertanian dan peternakan. Jerami padi sisa panen dimanfaatkan sebagai pakan ternak, sementara kotoran ternak diolah menjadi pupuk kandang organik yang sangat baik untuk mengembalikan kesuburan tanah sawah. Sistem terintegrasi ini mengurangi biaya produksi bagi petani dan menciptakan model pertanian yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Di luar dua sektor utama tersebut, beberapa warga juga membuka usaha kecil seperti warung kelontong, jasa, dan usaha kuliner rumahan untuk melayani kebutuhan internal desa.

Kehidupan Sosial yang Harmonis dan Komunal

Karakter masyarakat Desa Banjarsari Wetan sangat lekat dengan nilai-nilai komunal dan gotong royong. Sebagai masyarakat agraris, mereka terbiasa bekerja sama di sawah, mulai dari saat membajak, menanam, hingga saat panen raya. Kebiasaan bekerja bersama ini terbawa ke dalam kehidupan sosial sehari-hari, di mana tradisi seperti sambatan (kerja bakti sukarela untuk membantu tetangga yang sedang membangun rumah atau menggelar hajatan) masih sangat terjaga.

Kehidupan keagamaan yang didominasi oleh Islam menjadi perekat sosial yang kuat. Masjid dan musala tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial, pendidikan, dan musyawarah warga. Suasana desa yang tenang, damai, dan penuh kebersamaan menjadi ciri khas yang sangat menonjol di Banjarsari Wetan.

Sejarah di Balik Nama Banjarsari Wetan

Seperti "saudaranya", nama Banjarsari Wetan juga kaya akan makna historis. Nama ini terdiri dari tiga kata: Banjar (barisan/deretan pemukiman), Sari (inti/terbaik), dan Wetan (timur). Nama ini secara jelas menunjukkan bahwa pada masa lampau, wilayah ini merupakan bagian timur dari sebuah kawasan pemukiman subur yang disebut Banjarsari.

Pembagian menjadi "Kulon" (barat) dan "Wetan" (timur) adalah praktik umum dalam administrasi pertanahan Jawa untuk membedakan dua wilayah yang berasal dari satu rumpun yang sama. Nama "Banjarsari" sendiri melambangkan sebuah harapan dan pengakuan dari para leluhur bahwa wilayah ini adalah deretan pemukiman yang diberkahi kesuburan dan kemakmuran. Sejarah telah membuktikan, hingga hari ini Desa Banjarsari Wetan terus menghidupi makna namanya sebagai lumbung pangan yang subur dan makmur.

Merawat Kesuburan, Menjaga Tradisi

Desa Banjarsari Wetan adalah representasi sejati dari desa agraris tradisional Jawa yang damai dan produktif. Kekuatannya tidak terletak pada inovasi industri atau gemerlap pariwisata, melainkan pada kesetiaan warganya dalam merawat anugerah tanah yang subur dan menjaga tradisi gotong royong. Tantangan terbesar di masa depan adalah menghadapi isu-isu modern seperti perubahan iklim yang dapat mempengaruhi pola tanam dan menarik minat generasi muda untuk tetap mau menjadi petani.

Dengan terus menjaga sistem irigasi, memperkuat kelembagaan kelompok tani, dan mewariskan nilai-nilai kearifan lokal kepada generasi penerus, Desa Banjarsari Wetan akan terus berdiri kokoh sebagai pilar ketahanan pangan dan oase keharmonisan sosial di tengah perubahan zaman.